Malra, TMN– Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Pemkab Malra) menegaskan komitmennya dalam mengangkat harkat dan martabat perempuan melalui peringatan Hari Nen Dit Sakmas ke-7 yang berlangsung di Landmark “Langgur untuk Indonesia”, Sabtu (6/9/2025).
Peringatan ini bukan sekadar mengenang sosok Nen Dit Sakmas sebagai tokoh sentral perumus Hukum Adat Larvul Ngabal, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan keteguhan perempuan Kei dalam menjaga nilai-nilai budaya dan keadilan gender.
Dalam sambutannya, Bupati Maluku Tenggara, Muhamad Thaher Hanubun, menekankan pentingnya meneladani keberanian dan keteguhan Nen Dit Sakmas sebagai pelindung martabat perempuan Kei. Ia menyebut bahwa perempuan dalam budaya Kei diposisikan secara terhormat, bahkan tiga dari tujuh pasal dalam Hukum Larvul Ngabal secara khusus mengatur perlindungan terhadap perempuan.
“Beliau mencari makan sendiri, berjuang sendiri, tapi selalu menegakkan martabat perempuan. Karena itu, kita wajib memperingatinya setiap tahun agar nilai-nilainya tidak hilang,” ujar Bupati Thaher.
Peringatan Hari Nen Dit Sakmas juga dijadikan momen reflektif untuk menggaungkan kesetaraan gender dan penghormatan terhadap perempuan, tanpa memandang asal-usul. Bupati menegaskan bahwa siapa pun yang hidup dan berkontribusi di Kei, layak dianggap sebagai bagian dari masyarakat Kei, tanpa diskriminasi.
“Ini adalah refleksi mendalam tentang peran perempuan Kei. Perempuan Kei bukan hanya mereka yang lahir di Kei, tetapi juga yang menikah dengan orang Kei, tinggal di Kei, makan dan minum di Kei,” tegasnya.
Melalui momentum ini, Pemkab Malra berharap generasi muda Kei dapat terus melestarikan nilai-nilai luhur seperti keberanian, persatuan, dan penghormatan terhadap adat, terutama dalam menjunjung tinggi peran perempuan di tengah masyarakat.
Rangkaian peringatan dilanjutkan dengan ziarah ke makam tokoh adat pada Senin (8/9/2025), termasuk ke Makam Nen Dit Sakmas di Ohoi Semawi. Para peserta ziarah diwajibkan mengenakan pakaian adat Kei sebagai bentuk penghormatan.
“Bukan soal kemeriahannya, tetapi maknanya bagi kita semua,” tutup Bupati Thaher dengan penuh harap, seraya mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan peringatan ini sebagai sumber inspirasi dalam memperjuangkan martabat perempuan di Maluku Tenggara.(TMN-01)













