Ambon,Tikmalukunewes.com- Perum Bulog Wilayah Maluku dan Maluku Utara terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan lokal dengan menyerap hasil panen petani, khususnya jagung pipil. Hingga pertengahan Oktober 2025, Bulog tercatat telah menyerap sebanyak 23 ton jagung pipil dari petani lokal di wilayah tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Manager Pelayanan Publik Bulog Maluku/Malut, Abdul Azis. Ia menyebut, jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah karena masih terdapat jagung milik petani yang belum masuk ke gudang Bulog.
“Dari petani sudah ada sekitar 23 ton yang kami serap. Masih ada sisa dari panen kemarin yang belum masuk karena proses pengiriman belum rampung. Kami juga sudah mulai ambil dari petani di beberapa daerah, termasuk di Tembak,” jelas Abdul Azis, Kamis (16/10).
Jagung yang diserap Bulog ini tidak hanya berfungsi sebagai komoditas cadangan pemerintah, tetapi juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di wilayah Maluku dan Maluku Utara. Namun, penyaluran jagung ini masih menunggu persetujuan dari pusat melalui mekanisme Surat Keputusan Penyaluran (SKP) dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (Bappenas)
“Jagung ini nantinya bisa disalurkan untuk peternak lokal, terutama yang tergabung dalam kelompok. Tapi karena statusnya sebagai cadangan pemerintah, penyaluran harus menunggu izin dari pusat terlebih dahulu,” terang Azis.
Ia menambahkan, sejumlah kelompok peternak di Maluku sudah menyatakan minat untuk mengambil jagung pipil tersebut. Tujuannya adalah untuk menekan biaya produksi, mengingat harga jagung di pasar cukup tinggi dan turut mendorong naiknya harga telur serta daging ayam—dua komoditas penyumbang inflasi.
Dalam penyerapan ini, Bulog membeli jagung dari petani dengan harga sekitar Rp6.400 per kilogram. Harga tersebut dinilai kompetitif dan memberi keuntungan bagi petani, sekaligus menjaga keterjangkauan harga pakan bagi peternak.
“Dengan adanya jagung dari Bulog, peternak bisa mendapatkan pakan lebih murah. Ini tentu membantu menekan biaya produksi dan secara tidak langsung bisa mengendalikan harga telur dan daging ayam di pasaran,” tambah Azis.
Jagung pipil yang diserap Bulog nantinya juga dapat didistribusikan melalui beberapa saluran, termasuk program Gerakan Pangan Murah (GPM), yang melibatkan Satgas Pangan, TNI-Polri, serta Dinas Ketahanan Pangan di daerah.
Bulog berharap, dukungan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga terkait dapat mempercepat proses penyaluran, khususnya untuk sektor peternakan yang sangat membutuhkan.
Selain penyerapan, Abdul Azis juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hasil panen jagung lokal. Hal ini mencakup dukungan terhadap sarana dan prasarana pertanian, termasuk pengairan, pasca panen, serta fasilitas penggilingan.
“Potensi pertanian kita besar. Tapi untuk hasil maksimal, tentu perlu dukungan dari pemerintah, khususnya dalam hal infrastruktur pertanian. Kami siap menyerap hasil panen petani, asalkan kualitas dan volumenya memenuhi standar,” tutup Azis.(TMN-01)
