Bangunan SMP Negeri 122 Wassu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, kini kondisinya memprihatinkan.
Dinding yang retak, atap bocor, dan ruang belajar yang nyaris roboh membuat proses belajar-mengajar berjalan tidak layak.
Setiap kali hujan turun, para siswa terpaksa berhenti belajar karena ruang kelas tergenang air dan basah di mana-mana.
Mirisnya lagi, bangunan sekolah negeri yang seharusnya menjadi tempat mencerdaskan anak bangsa itu kini lebih mirip kandang kambing daripada ruang belajar.
Tokoh masyarakat Desa Wassu, Ricky Salakory, angkat bicara atas kondisi mengenaskan tersebut. Ia menilai, sudah terlalu lama pemerintah menutup mata terhadap nasib pendidikan di daerah ini.
“Negara sudah merdeka puluhan tahun, tapi sekolah kami tetap seperti ini. Di mana perhatian pemerintah? Di mana hati nurani para pemimpin,” tegas Ricky via selulernya, Jumat(31/10)
Ia berharap Bupati Maluku Tengah, Ketua DPRD, dan Kepala Dinas Pendidikan segera turun tangan memperbaiki bangunan sekolah agar anak-anak Desa Wassu bisa belajar dengan layak.
Sudah saatnya pemerintah berhenti menutup telinga terhadap jeritan masyarakat kecil di pelosok. Anak-anak di Wassu berhak mendapatkan fasilitas pendidikan yang sama seperti di kota. Jangan biarkan semangat belajar mereka padam hanya karena kelalaian dan lambannya perhatian pejabat daerah.
Jika dibiarkan terus, bukan hanya bangunan sekolah yang runtuh tapi juga masa depan generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa.
Padahal sebelumnya SMP tersebut merupakan SMP PGRI Wassu, namun sudah diserahkan ke pemerintah untuk pengertian dengan harapan dapat menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Namun kenyataann hanya isapan jempol, hingga kondisi bangunan SMP tersebut saat ini sungguh sangat memperihatinkan, bahkan nyaris roboh. (TMN-01)
